Ada satu petuah bisnis menarik yang diajarkan oleh Robert T.
Kiyosaki, penulis buku “Rich Dad, Poor Dad”, yang jadi Best Seller.
Petuah itu bunyinya, “Setelah kita sukses membangun bisnis maka jangan
lupa beli properti. Selain kita punya penghasilan dari bisnis yang kita
jalankan, kita juga akan mendapat untung dari gain kenaikan nilai
properti itu”. Saya kira, Kiyosaki benar. Petuah itu sebenarnya
merupakan kata kunci yang menjadi sebab, mengapa orang kaya semakin
kaya. Oleh karena orang kaya yang cerdas selalu membeli properti yang
setiap waktu akan terus berlipat nilainya, itulah yang membuatnya
semakin kaya.
Namun, jauh sebelum membaca buku itu, sebagai entrepreneur saya sudah
mempraktikkan ajaran itu sejak dulu. Oleh karena itu, ada petuah
tambahan yang bisa saya berikan untuk anda dalam membeli properti dari
hasil keuntungan sukses bisnis yang anda bangun. Dalil bisnisnya
berbunyi, “Kalau anda berniat membeli properti, janganlah sesuai
kemampuan dana yang tersedia. Bahkan lebih baik belilah properti dengan
utang bank. Oleh karena semakin sedikit uang yang anda keluarkan untuk
membeli properti, semakin besar keuntungan anda”.
Jelaslah, kalau kita punya dana Rp 400
juta janganlah membeli properti pas senilai dana yang kita punya.
Bukankah membeli properti tidak harus tunai. Bisa dengan cara kredit.
Jadi sebaiknya pecahkanlah RP 400 juta anda untuk 4 properti, misalnya
masing-masing cukup anda bayar uang muka pembeliannya sebesar Rp 100
juta, sisanya Rp 300 juta dari bank. Nah, kalau anda hanya membeli satu
properti senilai Rp 400 juta, maka lima tahun kemudian anda hanya akan
menerima keuntungan berlipat-nya harga dari satu properti saja. Tapi
kalau empat properti, lima tahun kemudian satu properti anda yang semula
Rp400 juta telah berlipat menjadi Rp 2 milyar. Sehingga 4 properti
menjadi 8 milyar.
Barang kali anda bertanya, mengapa membeli properti dengan utang
lebih menguntungkan? Ada baiknya kita simak saran bisnis dari Dolf De
Roos, konsultan ayah kaya Robert T. Kiyosaki dalam bukunya, “Real Estate
Riches” Dolf menulis, “Saya tidak membeli properti untuk membeli
tanahnya, karenaitu tidak produktif. Saya tidak membeli properti untuk
bangunan gedung karena butuh maintenance. Dan, saya tidak membeli
properti untuk disewakan karena butuh manajemen. Alasan terkuat saya
membeli properti adalah untuk mendapatkan utang. Alasannya sederhana,
“Jumlah utang selalu sama, tetapi nilai aset terus melambung”.
Dengan memetik petuah bisnis tersebut, saran saya, kita sebaiknya
jangan takut berhutang ke bank untuk membeli Properti. Ubahlah mindset,
bahwa utang akan mengundang masalah bagi anda. Memang untuk belajar
memupuk rasa percaya diri dalam berhutang bolehlah memulai dengan nilai
kecil. Tapi, sekali anda berhasil bukan anda yang mencari utang ke bank,
tapi bank yang justru akan mencari anda supaya mengambil utang.
Tak salah kalau lantas muncul canda di kalangan entrepreneur bahwa,
“kalau anda berani utang Rp 50 juta, andalah yang punya masalah. Tapi
kalau anda berani utang Rp 50 milyar. Bank yang akan punya masalah.
Percayalah, semakin sering kita berani utang, maka bank akan semakin
percaya pada bisnis kita.” Anda berani mencoba?
Apakah Anda membutuhkan pinjaman untuk membayar utang Anda? Anda membutuhkan pinjaman untuk memulai bisnis, atau Anda membutuhkan pinjaman untuk membayar tagihan, mencari lagi karena kami memberikan pinjaman pada tingkat start up dari 2%, hubungi kami melalui email perusahaan:
ReplyDeletealexandraestherloanltdd@gmail.com
alexandraestherfastservice@cash4u.com
Tuhan memberkati Anda.