Sebagai salah satu makanan
khas tanah air, jajanan tahu tentu sudah sangat lumrah untuk disantap.
Lantas, apa yang membuat kehadiran usaha tahu berlabel Kuch2hotahu
setahun silam di Kudus, Jawa Tengah, banyak diburu pembeli atau pun calon franchisee-nya?
Selain sebagai lauk yang biasa disantap bersama nasi, tahu hanyalah
salah satu pilihan jajanan gorengan yang sering dijajakan tukang
gorengan bergerobak di pinggir jalan. Pun inovasi yang melahirkan
makanan olahan tahu masih terbilang minim. Padahal, hampir semua orang
Indonesia segala usia, yang jumlahnya ratusan juta jiwa umumnya menyukai
tahu.
Pasar yang demikian besar, tak sebanding dengan suksesnya
para pengusaha tahu itu sendiri. Bukan hanya lantaran pebisnis tahu yang
telah sesak di pasaran, tetapi daya tarik usaha tahu itulah yang
akhirnya menjadi penentu keberhasilan pengusahanya. Hal inilah yang
membuat usaha tahu berlabel Kuch2hotahu tumbuh pesat, sejak diluncurkan
setahun silam di Kudus, Jawa Tengah.
Apa pasal? Selain lebih
spesifik menjajakan tahu saja, baik konsep produk, kemasan hingga
pelayanannya dikemas lebih moderen dan berbeda dengan usaha tahu
umumnya. “Kami memberikan level pedas pada tahunya,” ujar Ilpidas,
pemilik tahu Kuch2hotahu tentang konsep produk yang memberikan sebuah
daya tarik tersendiri bagi pembelinya tersebut. Level pedas diberikan
mulai dari level 1 hingga level 7.
Memberikan level pedas, ia
melanjutkan bukan berarti setiap tahu diberikan cabe yang banyaknya
sesuai dengan banyaknya jumlah level pedas. “Sebab pedas yang dihasilkan
adalah pedas dari bubuk cabe yang kami produksi sendiri,” tukas pria
kelahiran Kudus ini. Setiap level pedas, sudah tersedia bubuknya
masing-masing, bukan menambah lebih banyak bubuk agar semakin pedas.
Lantaran level pedas itu, Ilpidas melanjutkan, terciptalah cerita
pengalaman berpetualang makan tahu. Bahkan, di kalangan anak muda
merebak cerita petualangan makan tahunya. “ Sama anak-anak SMA misalnya,
makan tahu pedas dibuat taruhan, siapa yang berani makan tahu level 7
tanpa minum maka akan dibayar uang sejumlah sekian…,” ujarnya. Selain
itu, di berbagai media sosial akhirnya juga membicarakan keunikan
pengalaman menyantap tahunya.
Apalagi, tahu-tahu yang digoreng di
outletnya masih dalam keadaan fresh, sesuai dengan permintaan
pembelinya. Sekitar 12 jenis bumbu ia ciptakan untuk menambah citarasa
tahu itu. “Saat ini ada 20 bumbu yang belum kita luncurkan,” imbuhnya.
Sementara bagi yang tak kuat pedas, menyantap tahu beraneka rasa tanpa
ditambahi bubuk pedas juga sudah cukup nikmat.
Semua rasa itu juga
bisa di-mix satu sama lainnya. Misalnya, pizza pedas level 5 dicampur
dengan teriyaki pedas level 7,” jelas suami Laili ini. Demikian juga
dengan rasa lainnya seperti rasa keju, BBQ dan sebagainya. Kendati rasa
yang menggoda selera, ia tak main-main dengan kualitas tahunya. Image
tentang tahu yang pernah miring, ditangkisnya dengan mendapatkan tahu
putih lokal Indonesia tanpa pengawet dan dari kedelai murni.
Alhasil, keunikan tahunya bukan hanya disukai konsumennya, tetapi juga
menarik minat calon franchisee untuk menjadi mitranya. Maka tak heran,
dalam waktu satu tahun ia telah memiliki lebih dari 60 mitra di seluruh
Indonesia. “Itu yang eksis 50 mitra, yang waiting akan membuka cabang
ada 10 mitra lagi,” ujarnya. Ia juga sudah deal dengan seorang master
franchise di wilayah Kalimantan Timur, yang kini sudah mendapatkan
kurang lebih 20 mitra di wilayah tersebut.
Untuk memiliki franchise
Kuch2hotahu, kata dia, ia mensyaratkan investasi bagi calon mitra di
pulau Jawa sebesar Rp7,5 juta dan mitra di luar Jawa sebesar Rp8,5 juta.
“Mitra akan mendapatkan satu unit gerobak, satu set perlengkapan
standart, seragam, training karyawan serta SOP,” urainya tentang
dukungan yang akan diberikan kepada mitra. Sementara untuk menjadi mitra
ia tak mensyaratkan mitra membayar royalti.
“Untuk tepung dan
bumbu-bumbu semuanya wajib dibeli dari kita, tetapi untuk bahan baku
tahu silahkan mitra membeli di daerahnya masing-masing, yang terpenting
sesuai dengan standar tahu Kuch2hotahu,” katanya. Seperti pengalamannya,
menjalankan usaha ini bahkan bisa balik modal dalam satu bulan. Tetapi
ia tetap memberikan standar balik modal selama kurang lebih 4 bulan.
“Target per mitra per hari itu bisa mencapai 60 bungkus, tetapi pada
prakteknya biasanya bisa mencapai 200 bungkus. Itu artinya bisa BEP
dalam waktu satu bulan saja,” ceritanya. Harga per bungkus, sebesar Rp3
ribu, sementara di luar Jawa Rp 3500 per bungkus. Di beberapa daerah
seperti Kalimantan bahkan bisa mencapai Rp5 ribu per bungkus.
Mendukung kelancaran usahanya, selain pabrik bumbu ia juga mendirikan
workshop di Cibubur, Jakarta, selain juga workshop untuk pembuatan
gerobak di kota Yogyakarta. Lebih dari itu, per Juli 2012 calon mitra
akan semakin mudah memiliki franchise usahanya, sebab ia telah
bekerjasama dengan sebuah bank swasta untuk pembiayaan franchisenya.
“Mitra yang ingin memiliki franchise Kuch2hotahu bisa meminjam ke bank
tersebut, lalu menyicilnya setiap bulan,” ujarnya melanjutkan,
mengoperasikan usahanya sangatlah mudah, sebab tak membutuhkan keahlian
khusus. Selain itu, kesempatan untuk membuka lapangan kerja juga
sangatlah besar, sebab di setiap outlet bisa mempekerjakan dua orang
karyawan bila ingin menggenjot omset lebih tinggi lagi. Berminat?
Perkiraan Pendapatan
Kuch2hotahu dalam 1 Bulan
Pendapatan
60 bungkus per hari (60xRp3000x30 hari) Rp5.400.000
Biaya
Sewa tempat 1 bulan Rp300.000
Gaji karyawan 1 bulan Rp400.000
Tahu, tepung dan minyak Rp3.000.000
Total Biaya Rp3.700.000
Laba Bersih Rp1.700.000
BEP 3 bulan
NB :
- Perhitungan di atas adalah gambaran dengan asumsi 60 bungkus perhari
- Omset penjualan tergantung tingkat keramaian tempat.
- Biaya Operasional ( seperti pembelian tahu ) disesuaikan dengan harga pembelian di kota mitra masing-masing.
No comments:
Post a Comment