Langkah pertama sebelum mengajukan kredit ke perbankan adalah Anda
harus memahami pola pikir bank. Barang dagangan bank adalah uang,
sehingga bank harus merasa aman ketika uang mereka berada di tangan Anda
sebagai konsumennya.
Apakah uang yang dipinjamkan bank kepada
Anda akan aman? Apakah bank akan mendapatkan untung dengan memberi
pinjaman kepada Anda? Lalu, apakah Anda memiliki kompetensi mengelola
uang mereka?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut sebetulnya bisa
dikembangkan sebagai kriteria penilaian Anda sebagai pemohon kredit.
Nah, apa saja penilaian bank terhadap pemohon kredit?
Karakter
Hal
pertama, bank akan menilai karakter Anda yang dilakukan ketika
wawancara permohonan kredit. Jika berbohong, Anda dinilai tidak layak
dan sulit dipercaya mengelola uang mereka.
Selain bertemu tatap
muka, mereka juga akan memeriksa catatan sejarah kredit Anda. Karena
itu, jagalah reputasi Anda di mata bank.
Kemampuan bayar cicilan
Kemampuan
mencicil angsuran Anda juga akan ditelaah bank. Anda harus bisa
menyeimbangkan kemampuan membayar cicilan dengan jumlah pinjaman kredit
yang diajukan. Kalau kemampuan hanya Rp 5 juta, tetapi mengajukan kredit
Rp 10 juta per bulan, maka bank akan menolak. Jika sesuai, pengajuan
Anda berpeluang disetujui.
Modal sendiri
Salah satu aturan bank menyebutkan, setiap debitur menyediakan dana down payment minimal
20 persen untuk beli properti (saat ini 30 %). Bank sendiri hanya mau
mencairkan kredit maksimal sebesar 80 % dari hasil penilaian harga
properti. Namun, penilaian bank ini tidak terlalu relevan, jika
pengajuan kredit Anda untuk properti dengan harga di bawah harga pasar.
Besarnya nilai agunan
Bank
akan sangat berhati-hati dalam pengucuran kredit. Mereka akan menilai
aset yang Anda gunakan. Jika nilai aset lebih rendah dari 80 % angka
kredit, jumlah pinjaman yang diajukan pasti ditolak. Seandainya
disetujui, nilai pinjamannya jauh lebih kecil dari pengajuan Anda.
Patokan 80 %
Patokan ini didasarkan pada asumsi, bahwa jika kredit bermasalah, aset tersebut lebih mudah terjual.
Masa depan usaha
Selain agunan, bank akan melihat jaminan Anda. Orang awam akan menganggap agunan sama dengan jaminan, padahal tidak demikian.
Agunan
biasanya berupa barang atau aset, sedangkan jaminan adalah usaha atau
pekerjaan yang dapat menjamin kelangsungan pembayaran cicilan Anda
sampai lunas. Misalnya, jika Anda pengusaha, bank akan menilai apakah
bisnis Anda prospektif atau tidak. Kalau Anda karyawan, bank akan
menilai masa kerja dan kredibilitas kantor tempat Anda bekerja.
No comments:
Post a Comment