Tuesday, June 12, 2012

Tips Tembus KPR Bank

Langkah pertama sebelum mengajukan kredit ke perbankan adalah Anda harus memahami pola pikir bank. Barang dagangan bank adalah uang, sehingga bank harus merasa aman ketika uang mereka berada di tangan Anda sebagai konsumennya.
Apakah uang yang dipinjamkan bank kepada Anda akan aman? Apakah bank akan mendapatkan untung dengan memberi pinjaman kepada Anda? Lalu, apakah Anda memiliki kompetensi mengelola uang mereka?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut sebetulnya bisa dikembangkan sebagai kriteria penilaian Anda sebagai pemohon kredit. Nah, apa saja penilaian bank terhadap pemohon kredit?
Karakter
Hal pertama, bank akan menilai karakter Anda yang dilakukan ketika wawancara permohonan kredit. Jika berbohong, Anda dinilai tidak layak dan sulit dipercaya mengelola uang mereka.
Selain bertemu tatap muka, mereka juga akan memeriksa catatan sejarah kredit Anda. Karena itu, jagalah reputasi Anda di mata bank.
Kemampuan bayar cicilan
Kemampuan mencicil angsuran Anda juga akan ditelaah bank. Anda harus bisa menyeimbangkan kemampuan membayar cicilan dengan jumlah pinjaman kredit yang diajukan. Kalau kemampuan hanya Rp 5 juta, tetapi mengajukan kredit Rp 10 juta per bulan, maka bank akan menolak. Jika sesuai, pengajuan Anda berpeluang disetujui.
Modal sendiri
Salah satu aturan bank menyebutkan, setiap debitur menyediakan dana down payment minimal 20 persen untuk beli properti (saat ini 30 %). Bank sendiri hanya mau mencairkan kredit maksimal sebesar 80 % dari hasil penilaian harga properti. Namun, penilaian bank ini tidak terlalu relevan, jika pengajuan kredit Anda untuk properti dengan harga di bawah harga pasar.
Besarnya nilai agunan
Bank akan sangat berhati-hati dalam pengucuran kredit. Mereka akan menilai aset yang Anda gunakan. Jika nilai aset lebih rendah dari 80 % angka kredit, jumlah pinjaman yang diajukan pasti ditolak. Seandainya disetujui, nilai pinjamannya jauh lebih kecil dari pengajuan Anda.
Patokan 80 %
Patokan ini didasarkan pada asumsi, bahwa jika kredit bermasalah, aset tersebut lebih mudah terjual.
Masa depan usaha
Selain agunan, bank akan melihat jaminan Anda. Orang awam akan menganggap agunan sama dengan jaminan, padahal tidak demikian.
Agunan biasanya berupa barang atau aset, sedangkan jaminan adalah usaha atau pekerjaan yang dapat menjamin kelangsungan pembayaran cicilan Anda sampai lunas. Misalnya, jika Anda pengusaha, bank akan menilai apakah bisnis Anda prospektif atau tidak. Kalau Anda karyawan, bank akan menilai masa kerja dan kredibilitas kantor tempat Anda bekerja.

No comments:

Post a Comment