aku
pernah ketemu seorang ibu rumah tangga dan juga bekerja di salah satu
bank pemerintah dan dia juga buka developer properti..ibu ini hebat
menurutku karena pola kerjanya beda dengan ilmu yang saya tahu ibu ini
mencari pesanan rumah dulu ke perusahaan2 dengan hanya modal brosur
padahal tanah masih dalam tahap nego. Lalu kalo dia sudah dapat MOU
dengan perusahaan tsb maka dia kerjasama dengan salah satu bank
pemerintah tapi sifatnya SYARIAH dan dana bisa cair 50% dari total harga
jual dari pemesanan rumah. Tapi memang dia sudah punya PT dan masuk
anggota REI dan juga proyek perumahan yang sudah jalan 2 buah. Nah nanti
uang pencairan yang 50% ini dia gunakan untuk pembayaran ke land owner
dan mengurus legalitas dan layak tampilnya selebihnya tinggal mengikuti
proses spt developer properti lainnya. ADA YANG TAHU TENTANG PROSEDUR
TSB DIATAS ???? karena saya juga sedang mencari info dan akan mencontoh
ibu ini
JAWABAN
Ini mirip dgn salah satu jurus Cipto Junaedy (yg seminar beli properti tanpa uang itu). Jadi kita ikat dulu yg punya tanah dgn PPJB, minta waktu pelunasan sampai 3 bln misalnya (atau jika ada cacat pada surat tanahnya, kita beri waktu segitu kpd penjual tanah untuk membereskan itu dulu). Setelah itu langsung kita jualan pake brosur. Kpd pembeli rumah kita minta DP sd 30% (dari harga "roti") untuk melunasi 100% harga "tepung". Lalu kita ke bank ajukan kredit konstruksi untuk biaya bangun. Teorinya sih begitu
Tapi apa ada konsumen yg mau beli cuma liat brosur tok padahal di lokasi pos satpam aja belum ada (belum "layak tampil") dan belum berizin apapun. Nah penasaran juga saya gimana caranya dgn kondisi yg sama (plus tanah pun belum jadi milik si ibu), si ibu bisa meyakinkan perusahaan untuk teken MOU. Bank syariahnya juga apa gak minta sertifikat tanahnya dulu sebagai jaminan sebelum bank cairkan yg 50%?
JAWABAN
Ini mirip dgn salah satu jurus Cipto Junaedy (yg seminar beli properti tanpa uang itu). Jadi kita ikat dulu yg punya tanah dgn PPJB, minta waktu pelunasan sampai 3 bln misalnya (atau jika ada cacat pada surat tanahnya, kita beri waktu segitu kpd penjual tanah untuk membereskan itu dulu). Setelah itu langsung kita jualan pake brosur. Kpd pembeli rumah kita minta DP sd 30% (dari harga "roti") untuk melunasi 100% harga "tepung". Lalu kita ke bank ajukan kredit konstruksi untuk biaya bangun. Teorinya sih begitu
Tapi apa ada konsumen yg mau beli cuma liat brosur tok padahal di lokasi pos satpam aja belum ada (belum "layak tampil") dan belum berizin apapun. Nah penasaran juga saya gimana caranya dgn kondisi yg sama (plus tanah pun belum jadi milik si ibu), si ibu bisa meyakinkan perusahaan untuk teken MOU. Bank syariahnya juga apa gak minta sertifikat tanahnya dulu sebagai jaminan sebelum bank cairkan yg 50%?
No comments:
Post a Comment