Beli rumah untuk di jadikan kos-kosan, di DP Rp 2.500.000,- setelah
itu cari pihak Bank untuk melakukan penilaian terhadap rumah kos
tersebut berapa nilai yang dapat dibiayai untuk KPR. Pemilik kos atau
rumah yang akan dijual ditawar dibawah harga penilaian Bank yang mana
sisanya bisa untuk memperbaiki kondisi kos tersebut dan mencicil
angsuran di Bank minimal 3 bulan kedepan. Pada bulan ke empat harapan
rumah kos tersebut sudah menghasilkan pendapatan perbulan yang
besarnya diharapkan dapat untuk mengansur KPR kos tersebut di BANK.
Dalam sistem bisnis ini kemungkinan besar terjadi adalah kita tidak
dapat menerima uang cash bulanan malah kadang menambah cicilan KPR
karena hasil kos kadang-kadang tidak cukup untuk membayar cicilan.
Dalam bisnis property ini hanya mendapatkan aset saja apabila hasil
dari kos-kosan tidak mencukupi untuk menutupi cicilan KPR. Tapi tetap
saja bisnis ini juga menguntungkan.
Beli ruko atau rumah dengan membeli dibawah harga standart pasaran
kemudian diajukan KPR ke bank dengan harga diatas harga riil tapi bisa
di atas harga pasaran, apabila penilaian Bank menyetujui sesuai harga
yang harapkan maka kita mendapatkan cash back dari harga ruko atau
rumah tersebut yang kita ajukan ke pihak Bank atau dengan kata lain
beli ruko atau rumah dapat uang.
Dalam bisnis model ini sisa uang bisa untuk modal kerja usaha dan
pendapatan dari usaha tersebut digunakan untuk mencicil KPR rumah /
ruko yang dibeli. Tingkat keberhasilan sistem ini rendah karena
rasanya terlalu sulit dengan modal yang 20 % tetapi harus mengcover
beban 100%. Contoh punya hutang beban KPR Rp 1 milyard tetapi hanya
dengan modal Rp 200 juta saja.
Kemungkinan berhasil bila sisa uang tadi bukan untuk usaha baru,
tetapi hanya untuk menambahi di bisnis yang telah berjalan, atau
model-model bisnis yang lain yang mengandalkan faktor menjualkan
produk rumah hingga mendapatkan keuntungan terhadap selisih dari harga
pembelian dan harga jual atau mendapatkan keuntungan karena lokasi
rumah / ruko tersebut strategis hingga harga sewanya tinggi, baik
disewa tempatnya ataupun disewa titik strategisnya untuk keperluan
media promosi. Misal bisa dipasang billboard iklan, bisnis model ini
berarti mencari tidak menciptakan produk.
Dalam hal ini yang beruntung sekali adalah pihak developer property
karena produk rumah/rukonya laku terjual. Sistem ini dipergunakan oleh
pihak developer untuk memberi motivasi kepada semua pihak dalam
rangka menjual produknya. Pelaku bisnis ini hanya dijadikan sebagai
alat untuk memperkaya developer.
No comments:
Post a Comment