Sebelum mengajukan kredit properti, konsumen terlebih dulu harus
menghitung kemampuan mencicil. Apakah beban cicilan sebesar 30-40 persen
dari total penghasilan masih akan ditambah dengan beban kredit lain di
luar properti?
Pengamat properti, Ali Tranghanda, mengatakan, jika lebih besar pasak
daripada tiang, dikhawatirkan konsumen akan terengah-engah dalam
mencicil. Ali menilai, keluarga yang ingin memiliki rumah dengan cara
kredit harus memiliki kenekatan yang terukur. Nekat dalam arti berhitung
cermat dalam pengeluaran agar memiliki kemampuan mencicil.
"Konsumen harus berhitung dan jujur terhadap diri sendiri, beberapa besar kemampuan untuk mencicil rumah," ujarnya.
Proses
kredit perlu mencermati suku bunga kredit rumah yang ditawarkan, apakah
suku bunga berlaku tetap selama kurun beberapa tahun atau berdasarkan
suku bunga pasar. Apabila konsumen memilih suku bunga tetap selama
beberapa tahun, harus siap pula mengalami kenaikan cicilan jika suku
bunga tetap habis masa berlakunya.
Bagi konsumen menengah bawah,
beban terbesar justru terletak pada pembayaran uang muka rumah. Kerap
terjadi, uang muka rumah bersumber dari utang sehingga konsumen justru
terbebani dua cicilan, yakni uang muka dan kredit rumah. Oleh karena
itu, uang muka rumah perlu disiasati dengan menabung sehingga
meringankan cicilan.
Pada akhirnya, Anda memang harus cermat
sebelum membeli. Pilih rumah layak huni yang tidak jauh dari lokasi
kerja dan akses transportasi publik. Idealnya, waktu tempuh dari hunian
ke lokasi kerja adalah 30 menit hingga 1 jam. Pemilihan rumah yang jauh
dari lokasi kerja hanya akan menguras tambahan biaya untuk transportasi.
Pemborosan waktu, biaya dan tenaga hanya akan mengurangi produktivitas
kerja. (BM Lukita Grahadyarini/Joice Tauris Santi)
No comments:
Post a Comment