Dalam beberapa kesempatan, Mantan Menteri Negara Perumahan Rakyat,
Cosmas Batubara, selalu mengusung konsep rumah tumbuh sebagai jalan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah bisa memiliki rumah. Dengan konsep
rumah tumbuh, tipe rumah yang dibangun bisa lebih rendah atau lebih
besar dari tipe 36.
"Masih banyak orang beranggapan, bahwa rumah
terdiri dari banyak kamar. Padahal, awalnya bisa satu kamar lalu
berkembang dengan banyak kamar," ujar Cosmas, pada sebuah kesempatan
berbincang dengan Kompas.com beberapa waktu lalu.
Konsep
rumah tumbuh, katanya, merupakan formula terbaik karena kenyataan saat
ini pendapatan masayarakat tidak menjangkau harga rumah tipe 36 ke atas.
Meski demikian, formula ini masih sulit dipraktikkan, apalagi saat ini
kontroversi ukuran rumah tipe 36 masih menunggu putusan di Mahkamah
Konstitusi (MK).
Melongok rumah tumbuh, konsep ini bisa dikatakan
sebagai alternatif pembangunan rumah apabila mengalami kendala
keterbatasan dana. Sesuai namanya, desain rumah tumbuh dirancang secara
bertahap.
Namun, dalam pembangunannya dilakukan berkesinambungan.
Hal ini bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bongkar pasang yang
berujung pada penggelembungan dana.
Rumah tumbuh juga berbeda
dengan rumah setengah jadi. Bedanya, meski dibangun secara bertahap,
namun eksteriornya tetap perlu diperhatikan, sehingga rumah tetap tampak
elok ketika dipandang.
Struktur
Ada dua
jenis rumah tumbuh, yakni rumah tumbuh vertikal dan rumah tumbuh
horizontal. Rumah tumbuh vertikal adalah rumah dengan penambahan ruang
yang dilakukan ke atas. Untuk menerapkan konsep ini, kekuatan struktur
wajib diperhatikan sejak kali pertama rumah dibangun.
Sementara
rumah tumbuh horizontal adalah penambahan ruang secara menyamping atau
ke belakang. Konsep ini bisa dilakukan dengan syarat luas lahan masih
luas dan memadai. Untuk menerapkan konsep ini, desain awal rumah perlu
memprioritaskan kebutuhan ruang utama, seperti ruang tamu, kamar tidur,
kamar mandi, dapur, dan ruang makan.
No comments:
Post a Comment